115 Juta Jiwa??
Barusan saya membaca berita, perkiraan jumlah jiwa yang akan Mudik Lebaran di tanah air kita sebanyak 115 Juta!
WowW, Jumlah itu setara dengan 40% penduduk Indonesia.
Mobilisasi penduduk yang sangat besar yang terjadi setahun sekali. Selain mengobati rindu, mudik juga membawa begitu banyak impact positif salah satunya dari segi ekonomi. Dimana banyak perputaran uang yang dihasilkan orang yang bekerja di Jakarta ataupun kota besar lain, dapat tersebar dengan sangat signifikan ke seluruh pelosok indonesia.
Namun di sisi lain apakah kita pulang mudik hanya untuk sekedar mengobati rindu atau membagikan uang baru? Sebaiknya kita juga memanfaatkan waktu yang berharga ini dengan membuat perubahan, di kampung kita melalui keluarga terkecil kita. Lalu pertanyaannya adalah, apakah mungkin kita bisa membuat perbedaan atau perubahan? Mari kita simak satu kisah ini yang bisa menginspirasi anda.
Pernahkah anda mendengar tentang wanita hebat yang dikenal sebagai "Ibu Pergerakan Hak Sipil"? Ya, dia adalah Rosa Parks, sosok yang melakukan satu tindakan sederhana tetapi mengubah jalannya sejarah. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, dia tidak pernah ragu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa perubahan dimulai dari satu langkah kecil.
Kisah inspiratifnya yang membawa semangat perubahan dan keberanian melawan diskriminasi rasial di Amerika Serikat. Dengan langkah yang penuh semangat dan tekad, Rosa Parks membuktikan bahwa satu orang bisa mengguncangkan dunia.
Kouzes and Posner dalam bukunya A Leader's Legacy bercerita tentang peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat pada hari pertama Desember 1955. Suatu kisah yang bisa menjadi ilustrasi betapa momen penting yang terjadi pada keseharian bisa berkembang menjadi sesuatu yang historis dan berdampak.
Pada hari itu, seorang pengemudi bus Cleveland Avenue di Montgomery, Alabama, bertindak diskriminatif terhadap warga berkulit hitam. Pengemudi bus itu memerintahkan para penumpang berkulit hitam pindah dari tempat duduk bagian tengah ke bagian belakang agar tempat duduk mereka semula tersedia untuk penumpang kulit putih. Tempat duduk di bagian tengah semestinya merupakan tempat duduk netral, bisa untuk penumpang kulit putih atau hitam. Para penumpang berkulit hitam menuruti permintaan pengemudi itu, kecuali seorang penumpang bernama Rosa Parks. Dia bergeming, tak mengindahkan perintah pengemudi berkulit putih itu. Para penumpang berkulit hitam mulai gelisah melihat aksi Rosa. Pengemudi tersebut memperingatkan Rosa bahwa ia akan ditangkap polisi jika tetap tidak mau pindah ke belakang. Dia mengacuhkan perintah pengemudi bus itu dan dengan suara yang tenang menimpali, "Silakan saja."
Keberanian Rosa Parks bukanlah sesuatu yang direncanakan secara strategis sebelum dia naik bus. Tindakannya juga bukan perkara yang kompleks atau melebihi batas-batas kemampuan seorang manusia biasa. Tindakan Rosa begitu sederhana, siapa saja bisa melakukannya. Yang dibutuhkan hanyalah pilihan pribadi dan determinasi untuk memulai dan mempertahankan pilihan tersebut.
Tindakan Rosa Parks menjadi catatan yang bersejarah. Apa pengaruh dan dampak tindakan Rosa? Ketika dia mengatakan "tidak" dan menolak untuk didiskriminasi, tanpa disadari dia memberikan momentum untuk suatu gerakan perubahan.
Aksi Rosa memicu boikot bus Montgomery, yang merupakan salah satu rangkaian dari gerakan hak asasi Amerika Serikat dan awal sebuah kampanye sosial politik melawan kebijakan rasisme suatu kebijakan yang membedakan dan memisahkan warga berkulit berwarna dalam pelayanan transportasi publik di Montgomery, Alabama, AS. Gerakan itu terjadi sejak 1 Desember 1955 ketika Rosa Parks ditangkap oleh polisi dan berlangsung setahun hingga 20 Desember 1956, ketika Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa kebijakan pemisahan warga berkulit berwarna dari warga berkulit putih dalam pelayanan publik merupakan tindakan inkonstitusional. Gerakan sosial Rosa Parks yang menentang diskriminasi dalam bus ikut memicu naiknya popularitas Martin Luther King Jr.
Dengan penolakannya untuk pindah tempat duduk, Rosa Parks menunjukkan kepada kita bagaimana satu orang dapat membuat perubahan di dunia ini, tanpa harus memiliki kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan pada posisi puncak suatu organisasi terlebih dahulu. Rosa hanya seorang penjahit wanita biasa yang pulang dari tempat kerjanya dengan bus umum. Dia juga hanya seorang istri, anggota gereja, tetangga yang baik, dan seorang sukarelawan bagi tentara berkulit hitam di Amerika Serikat. Namun Rosa merupakan salah satu contoh terbaik tentang bagaimana kita sebagai manusia memiliki potensi untuk mengubah dunia ini, setidaknya dimulai dari perubahan yang kecil.
Setiap orang bisa membuat perbedaan dalam hidupnya, dan kepemimpinan adalah kepentingan dan hak semua orang. Seseorang dengan langkah kecil bisa memicu perubahan yang besar.
Sederhananya, Rosa menunjukkan kepada kita bahwa kepemimpinan adalah kepentingan dan hak semua orang. Rosa melakukan hal yang kecil secara berani, berpegang teguh pada apa yang dipercayainya, dan menciptakan perbedaan bagi banyak orang meski itu dia lakukan tanpa pernah merencanakan sebelumnya. Semangat dan tekadanya dalam menghadapi ketidakadilan akan selalu menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
“Orang-orang selalu mengatakan bahwa saya tidak memberikan tempat duduk saya karena saya lelah, tetapi itu tidak benar… Tidak, satu-satunya kelelahan saya adalah lelah untuk menyerah.”
Beranilah dalam setiap unsur hidup anda, ciptakan perubahan dan tetap lakukan hal yang benar.
Salam,
Remaja Tampubolon
Comments